Lemon8 Video-Downloader

Der einfachste Weg, Videos und Galerien von der Lemon8-App herunterzuladen

Kubiarkan suamiku menikah lagi | Galeri diposting oleh Yulia_Cahya | Lemon8

Kubiarkan suamiku menikah lagi | Galeri diposting oleh Yulia_Cahya | Lemon8

Desktop: Klicken Sie mit der rechten Maustaste und wählen Sie zum Herunterladen "Link speichern unter...".

PHOTOS
Kubiarkan suamiku menikah lagi | Galeri diposting oleh Yulia_Cahya | Lemon8 JPEG Herunterladen

Kubiarkan suamiku menikah lagi karena Anu nya tak pernah bereaksi terhadapku.

Tak kusangka karena hal ini dia jadi …

Tak Seindah Malam Pe r. t4 m a

Bab 3

"Ceraikan aku, Mas!" pinta Maya.

Tak menghiraukan permintaan Maya, Ibnu berujar. "Mas semalam sholat tahajud, Dek, tapi malah ketiduran disini."

"Mas …." Maya tidak melanjutkan bicara karena ucapannya dipotong oleh Ibnu.

"Sudahlah, Dek. Jangan meminta sesuatu yang mustahil aku lakukan!" tukas Ibnu.

Ia menatap wajah ayu sang istri yang saat ini tengah menunduk, menghindari tatapan matanya.

"Semalam mas mimpi mandi di sungai sampai kedinginan, ternyata mas memang betul-betul kedinginan karena tidur tanpa selimut." Ibnu berceloteh sambil tertawa, tangannya menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, berusaha mencairkan suasana.

Sepertinya usaha Ibnu tidak berhasil. Maya tetap memasang wajah datar tanpa senyum, tak mau menanggapi guyonan Ibnu yang memang terdengar tak lucu baginya. Suasana hati Maya sedang tidak biasa.

Ibnu sadar bahwa semalam telah menyakiti hati Maya, ia melihat mendung di mata istrinya.

Tak mau terlalu lama Maya bersedih, Ibnu kembali berucap, “May, tadi malam … Mas ….”

Ibnu bingung bagaimana harus menjelaskan pada Maya tentang apa yang terjadi, tapi kemudian Maya menyahut ucapannya.

“Sudah ya, Mas … ndak usah dibahas lagi. Anggap aja tadi malam tidak terjadi apa pun. Aku ndak apa-apa kok, Mas. Aku maklum,” kata Maya.

Ibnu kembali menatap Maya, sementara yang ditatap justru memalingkan iniwajah.

"Kita sholat jamaah dulu aja, ya, Mas. Keburu subuhnya kesiangan," lanjut Maya kemudian, menyudahi obrolan mereka.

Maya bangkit, berjalan menuju kamar mandi untuk berwudhu.

Mereka melaksanakan sholat subuh berjamaah. Dinginnya air wudhu berhasil mendinginkan hati keduanya. Selesai sholat subuh, Ibnu dan Maya duduk lesehan di teras samping rumah, melihat jajaran dendrobium berwarna-warni.

Maya sangat menyukai bunga anggrek. Jenis anggrek yang paling banyak ia koleksi adalah jenis Anggrek Dendrobium. Menurutnya, bunga anggrek adalah salah satu bunga yang awet, warnanya tajam dan indah dipandang.

Wajah Maya tampak berseri memandang bunga anggrek miliknya, menunjukkan bahwa hatinya mulai membaik. Ibnu ikut tersenyum lega melihatnya.

"Dendrobium nya cantik ya, Dek.” Ibnu mulai berbicara.

“Iya, Mas. Alhamdulillah,” jawab Maya sambil tersenyum ke arah Ibnu.

“Kamu begitu telaten merawatnya, Dek. Mas yakin jika nanti kita punya anak, kamu akan menjadi ibu yang baik. Gimana nggak, merawat bunga aja kamu begitu telaten, apalagi merawat anak sendiri," celoteh Ibnu.

Matanya menerawang, sementara tangan kanannya mengacak rambut Maya yang dibiarkan terurai tanpa diikat. Ia tidak menyadari bahwa ucapannya itu kembali menghadirkan kesedihan di hati Maya.

"Apa bisa? Apa aku bisa menjadi ibu dari anak-anakmu, Mas?" Lirih, Maya bertanya.

Matanya kembali berkaca-kaca. Ia merasa bahwa apa yang dikatakan Ibnu itu merupakan sesuatu yang mustahil. Bagaimana mungkin bisa, sementara menyentuh dirinya saja Ibnu enggan.

Ibnu tersadar dengan apa yang ia katakan. Ia telah salah berucap, tapi terlambat, kalimatnya telah melukai hati Maya. Lagi, untuk kesekian kalinya.

Ibnu menggeser duduknya, memandang wajah ayu Maya. Sementara Maya semakin menunduk, menyembunyikan air mata yang telah lolos menetes di pipinya.

"Maafkan mas, Dek … mas hanya butuh waktu," ucap Ibnu kemudian.

Tangannya memegang dagu dan mengangkat wajah Maya. Pelan diusapnya air mata yang menetes di pipi sang istri. Hatinya turut berdenyut nyeri melihat Maya begitu rapuh. Ibnu pun tak paham dengan dirinya. Ia sangat mencintai Maya, apapun akan dilakukannya demi Maya, tapi entah mengapa, ia tak mampu melakukan kewajibannya sebagai suami. Ia belum bisa memberikan nafkah batin untuk Maya.

Ibnu telah berulang kali mencoba, tapi selalu gagal. Ia tidak mampu. Selalu peristiwa seperti tadi malam terjadi, berulang kali. Membuat ia merasa kerdil sebagai seorang laki-laki.

Di awal pernikahan, ketidakmampuan Ibnu justru menjadi sesuatu yang disyukuri oleh Maya. Saat itu, ia sama sekali tidak mencintai Ibnu. Kebaikan juga perhatian-perhatian yang Ibnu berikan lambat laun berhasil menyentuh hatinya.

Pelan tapi pasti, Maya mulai merasa nyaman dengan keberadaan Ibnu. Hingga akhirnya, bukan hanya perasaan nyaman saja, tapi juga rasa sayang dan takut kehilangan muncul di hati Maya. Ia tidak mau kehilangan sosok baik seperti Ibnu. Rasa ini yang kemudian membuat Maya sedikit membuka hatinya.

Berulang kali Maya mencoba untuk mengimbangi Ibnu setiap kali Ibnu menginginkannya sebagai istri. Tak mau membuat Ibnu kecewa, tapi berulang kali pula ia gagal.

Ibnu selalu berhenti di saat ia telah melayang. Seakan dirinya tak pantas berada di puncak bersama sang suami. Sekali, dua kali, Maya masih sanggup menata hatinya, tapi setelah sekian kali, harga dirinya tergores. Ia merasa diperlakukan seperti wanita tak berharga. Terkadang ia merasa Ibnu sengaja mempermainkannya. Tak jarang pula, Ibnu tampak jijik melihatnya. Maya adalah wanita biasa dengan hati nan lembut. Perlakuan Ibnu yang demikian menggoreskan luka di hatinya.

"Jujur, mas pun merasa tersiksa. Tapi, mas bisa apa, Dek? Hanya satu yang mas pinta, percayalah bahwa mas begitu mencintai kamu, Dek," sambung Ibnu kemudian.

"Aku paham, Mas … kalau Mas yang membuat kesalahan, meski di masa lalu, aku pun belum tentu bisa dengan mudah memaafkan dan menerima," lirih Maya berucap dengan nada putus asa.

Ibnu merangkul Maya, mendekapnya erat, berusaha memberikan ketenangan. Dalam hati ia bertekad akan melawan egonya. Ibnu yakin besarnya rasa cinta yang ia rasa terhadap Maya lambat laun akan membuatnya ikhlas menerima semua masa lalu Maya. Bukankah tidak ada yang tidak mungkin untuk sebuah kata cinta?

Suasana hening, Maya dan Ibnu sibuk dengan pikirannya masing-masing. Hingga kemudian terdengar suara denting sendok beradu dengan piring.

Ting … Ting … Ting.

Rupanya abang penjual bubur kesukaan Ibnu lewat.

"Mas mau bubur ayam?" tanya Maya.

"Mau, Dek. Kayaknya makan bubur ayam saat udara dingin seperti ini enak," jawab Ibnu.

Ibnu berdiri dan memanggil Abang bubur. Ia memesan dua porsi, satu porsi dengan sambal yang cukup banyak untuk dirinya dan satu porsi lagi tanpa sambal dengan toping kecap dan abon untuk Maya. Mereka memang memiliki selera berbeda. Maya yang merupakan asli keturunan Jogja menyukai rasa manis, sementara Ibnu yang keluarganya berasal dari Padang menyukai rasa gurih pedas.

Keluarga Ibnu hanyalah pendatang di Jogja. Sebenarnya ia berasal dari Pulau Sumatera, tepatnya dari kota Padang. Saat berusia sepuluh tahun, ayahnya yang bertugas sebagai TNI dipindah tugaskan di kota Jogja ini. Hingga akhirnya Sang Ayah meninggal dunia sembilan tahun yang lalu, saat ia masih duduk di kelas 3 SMA.

Tidak berselang lama, Abang bubur datang membawa nampan yang di atasnya terdapat 2 porsi bubur ayam.

"Ini, Den … bubur ayamnya," kata Abang penjual bubur sambil tersenyum pada Ibnu dan Maya, memamerkan giginya yang rapi.

"Makasih, Bang!" jawab Ibnu yang juga membalas dengan senyum.

"Ayo, Dek, dimakan!" lanjutnya kemudian, sambil memindah salah satu mangkok bubur kedepan Maya.

"Hmmm … enak ne, Mas," kata Maya.

Ia terlihat tidak sabar menikmati bubur ayam. Dalam waktu tidak lama, bubur ayam di depannya telah habis tanpa sisa. Ibnu tersenyum melihat tingkah Maya.

Setelah mereka membereskan mangkok bubur dan membayarnya, Ibnu memegang tangan Maya sambil berucap, "Dek, nanti siang, kita ke rumah ibu ya!"

Mendengar ajakan Ibnu, Maya terdiam. Tiba-tiba hatinya merasa tak nyaman. Terbayang bagaimana perlakuan ibu mertua terhadapnya selama ini.

********************

Cerita selengkapnya ada di KBM app. Disana sudah tamat,...

Yang mau rasain sensasi mengharu birunya Maya,

Yuk cuss, mampir ke KBM app…

Judul: Tak Seindah M4 La.m Per t.a m4

Penulis: Yulia_Cahya

Biar lebih mudah, klik tautan beriku ini:

https://read.kbm.id/book/detail/fd4680ae-79e5-b674-5fe4-0ac0df161901?af=f110644c-da6b-e642-8c5e-759db145ddfc