Lemon8 Video Downloader

The easiest way to download video and gallery from Lemon8 app

Hantu Pemuda Belanda di Kamar Sebelah Bag 2

Hantu Pemuda Belanda di Kamar Sebelah Bag 2

Desktop: Right-Click and select "Save link as..." to download.

PHOTOS
Hantu Pemuda Belanda di Kamar Sebelah Bag 2 JPEG Download

Judul : Hantu Pemuda Belanda di Kamar Sebelah ( Tamat )

By : Mak Halu

Platform : KBM

Bab 2.

Aku tahu ada yang aneh dengan rumah ini. Namun, aku tidak mengatakan apa pun pada suamiku. Aku tidak ingin dia khawatir. Aku pun tidak ingin menunjukkan ketakutanku di depannya.

Sejak lahir, aku sudah tinggal di rumah ini bersama nenek dan kedua orang tuaku. Selama itu pula, aku tidak pernah mengalami kejadian aneh walau tidak bisa dipungkiri kalau terkadang aku bisa melihat penampakan makhluk tak kasatmata.

Saat usiaku lima tahun, kedua orang tuaku membawaku ke kota. Setelah itu, aku sudah jarang kembali hingga satu tahun yang lalu aku kembali karena nenek meninggal dunia.

Dari wasiat nenek, rumah ini diberikan padaku. Karena itu, aku tidak keberatan saat suamiku ditugaskan di desa ini.

"Kamu pasti capek. Tidurlah, malam ini aku tidak akan mengganggumu," bisik Reno seraya memelukku.

Karena kelelahan setelah seharian beres-beres rumah, aku pun tertidur di pelukannya.

Pagi-pagi sekali, aku sudah bangun. Aku harus menyiapkan sarapan karena aku dan suamiku akan mengunjungi puskemas sekaligus bersilaturahmi dengan warga desa.

Jarak rumah ini cukup jauh dengan rumah lainnya. Jalannya pun tidak bisa dilalui dengan mobil. Karena itu, kami memutuskan untuk berjalan kaki.

Reno menggenggam tanganku saat kami berjalan menyusuri jalan setapak. Setiap orang yang kami temui pun menyapa kami dengan ramah. Setelah berjalan melewati beberapa rumah, kami akhirnya sampai di rumah kepala desa.

"Sudah lama kamu tidak ke sini lagi. Kami senang karena suamimu bertugas di desa ini. Kami sangat butuh dokter karena petugas kesehatan sangat terbatas di sini," ucap Pak Adam yang menjabat sebagai kepala desa.

"Bagaimana kabar orang tuamu? Mereka sehat, kan?" lanjutnya.

"Mereka sehat, Pak," jawabku.

"Kalau butuh bantuan, jangan ragu hubungi Bapak. Kami akan siap membantu."

"Baik, Pak."

Pak Adam dan ayahku berteman baik. Karena itu, dia tahu tentang aku walau aku sendiri tidak terlalu mengingatnya.

Warga desa menyambut kami dengan ramah. Suamiku bahkan dielu-elukan karena dia akan menjadi dokter kepala di puskesmas desa. Karena itu, dia harus memastikan kondisi dan perlengkapan medis di puskesmas tersebut sebelum memulai masa tugas. Dia ingin orang-orang di desa mendapatkan perawatan yang sesuai.

"Saya sudah menyiapkan sepeda untuk untuk Pak Dokter. Maaf, hanya sepeda ini yang bisa saya sediakan. Setidaknya, Pak Dokter tidak perlu berjalan kaki dari rumah hingga ke puskesmas," ucap Pak Adam.

"Terima kasih, Pak. Saya terima sepedanya, ya. Oh iya, Pak. Apa di sini ada yang bisa memasang mesin pompa air?"

"Saya bisa memasangnya. Memangnya, kapan mau dikerjakan? Tenang saja, Pak Dokter. Warga di desa ini siap membantu."

"Bagaimana kalau besok saja? Saya harus ke kota dulu untuk membeli mesin dan beberapa bahan lainnya."

"Pak Dokter tenang saja. Kami akan mengurusnya dengan baik."

Pak Adam sudah sepakat dengan warga lainnya. Mereka akan membantu memperbaiki rumah yang kami tempati.

Kami bahkan ditawari makan siang di rumahnya. Saat pulang pun, mereka memberikan buah-buahan dan sayur mayur yang masih segar. Aku dan suamiku terpaksa menerima pemberian mereka.

Setelah berada di sana cukup lama, kami lalu pamit pulang. Reno memboncengku dengan sepeda pemberian Pak Adam. Aku memeluk pinggangnya erat saat menyusuri jalanan penuh kerikil.

"Apa kamu takut?"

"Aku tidak takut. Kalau jatuh pun, kita akan jatuh sama-sama."

Dia lantas tertawa.

"Sayang, apa kamu mau ikut ke kota bersamaku?" tanya Reno saat tiba di rumah.

"Tidak usah. Kamu pergi sendiri saja. Masih ada yang harus aku selesaikan. Tidak apa-apa, kan?"

"Tidak apa-apa, tapi kamu harus tetap waspada karena kita baru tinggal di desa ini. Kita belum tahu pasti kondisi dan situasi di sini."

"Jangan khawatir. Aku bisa jaga diri."

"Baiklah, kalau begitu aku siap-siap dulu."

Reno masuk ke kamar. Sementara aku membawa buah dan sayur ke dapur.

"Sayang, aku pergi dulu, ya."

Dia mengecup dahiku sebelum pergi. Aku lalu mengantarnya sampai ke mobil.

"Hati-hati di jalan."

"Iya, Sayang."

Setelah suamiku pergi, aku kembali masuk ke rumah dan mengunci pintu rapat-rapat. Aku kembali ke dapur untuk membersihkan buah dan meletakkannya di atas meja makan.

Setelah membersihkan buah dan sayur, aku masuk ke kamar untuk beristirahat. Di atas tempat tidur, aku berbaring sambil melihat ponsel. Aku ingin memberi kabar pada orang tuaku. Namun, aku terkejut saat mendengar suara piring jatuh dari arah dapur.

Aku segera turun dari tempat tidur dan bergegas ke dapur. Namun, aku tidak melihat pecahan piring di lantai. Semua piring masih tertata dengan rapi di dalam lemari.

"Apa aku yang salah dengar?"

Aku kembali ke kamar, tapi samar-samar aku mendengar suara dari dalam kamar sebelah. Suara seseorang yang sedang bergumam seperti menyanyikan sebuah lirik lagu.

Aku keluar dan mendekat ke pintu kamar sebelah. Suara nyanyian seorang wanita masih terdengar samar.

"Aku tidak boleh takut. Ini rumah nenek, jadi aku tidak boleh takut."

Aku kembali ke kamar dan menunggu suamiku kembali. Karena lama menunggu, aku akhirnya tertidur.

Entah sudah berapa lama aku tertidur. Aku membuka mata dan turun dari tempat tidur saat melihat suamiku datang menghampiri.

"Sayang, kamu dari mana? Aku sudah mencarimu ke mana-mana, tapi kamu malah ada di kamar. Padahal tadi aku tidak melihatmu di kamar. Sayang, kamu sudah membuatku khawatir." Dia lalu memelukku.

"Apa kamu baru pulang?" tanyaku.

Dia mengangguk.

"Sayang, kenapa pintu depan kamu biarkan terbuka? Kalau ada orang jahat masuk ke rumah bagaimana? Kan sudah aku bilang untuk mengunci pintu."

Aku lagi-lagi dibuat terkejut. Aku tahu pasti kalau pintu depan sudah aku tutup dan kunci rapat, tapi kenapa malah terbuka saat suamiku pulang?

Aku kembali dibuat bingung dengan penuturannya. Jelas-jelas aku tidur di kamar, tapi kenapa dia tidak melihatku?

"Ada apa dengan rumah ini? Kenapa nenek mewariskan rumah ini padaku kalau rumah ini memiliki keanehan? Apa ada rahasia di rumah ini?"

Hantu Pemuda Belanda di Kamar Sebelah - Mak Halu

Ambar dan suaminya baru pindah ke desa dan menempati rumah warisan dari neneknya Ambar. Rumah yang m...

Baca selengkapnya di aplikasi KBM App. Klik link di bawah:

https://read.kbm.id/book/detail/40a1db6e-e6e8-469d-881a-94ddae952a2e?af=167c8583-0d83-82a1-216d-7ce61480ed93

#Lemon8 #kbm #kbmapp #CeritaPalingDrama #ceritahoror #misteri #novel #hantu