Lemon8 Video-Downloader

Der einfachste Weg, Videos und Galerien von der Lemon8-App herunterzuladen

Pengalamanku hamil anak pertama🤰🏻

Pengalamanku hamil anak pertama🤰🏻

Desktop: Klicken Sie mit der rechten Maustaste und wählen Sie zum Herunterladen "Link speichern unter...".

PHOTOS
Pengalamanku hamil anak pertama🤰🏻 JPEG Herunterladen

Haii lemon8...

Aku mau sedikit cerita pengalam #PasHamil anak pertamaku.

Aku menikah tahun 2019 bulan juni, dan masih bekerja di Rumah Sakit swasta di Jakarta.

Alhamdulillah di bulan ke-4 pernikahan aku hamil, di bulan pertama kehamilan kondisinya masih aman saja.

Fyi aku tinggal di Pamulang Tangerang Selatan dan aku kerja di Cikini Jak-Pus.

Aku biasa berangkat kerja naik kereta Commuterline/KRL.

Di kehamilan bulan berikutnya mual muntah pusing mulai ada, bahkan aku sering telat kerja bahkan gk sampai ke tempat kerja karena pusing di kereta dan sempat mau pingsan di kereta.

Kalo dibilang kejauhan ya emang jauh sih tp aku sering lihat ibu hamil kerja naik kereta dan sepertinya gk ada masalah.

Tapi...kan kondisi ibu hamil itu berbeda beda yaa

Karena keseringan seperti itu akhirnya suamiku bilang "kamu resign aja" dan di tahun 2020 aku resign gak lama resign pandemi datang.

Pasti semuanya tahu ya kita dibikin ketar ketir sama si Covid-19, saldo menipis bahkan sampai nol, banyak yg kehilangan pekerjaan bahkan sampai kehilangan keluarga.

Fyi lagi aku dan suami tinggal satu rumah dengan tante dari suamiku dan beliau itu bekerja di RS besar di Jakarta jd setiap hari kami bertemu.

Tanggal 16 Agustus 2020 jam 4 pagi aku terbangun karena perut mulas, aku pikir mau BAB tp ternyata tidak dan di CD-ku sudah ada lendir berwarna merah.

Awalnya aku pikir mungkin ini mulas mau melahirkan, tapi HPL aku masih 1 atau 2 minggu lagi.

Belum ada perasaan panik jadi belum bangunin suam,i dan mulesnya juga sudah hilang, pikirku mungkin masih kontraksi palsu.

Saat pagi baru cerita ke suami dan badan aku mulai demam, lalu aku telpon kaka ipar yang kebetulan bidan dan beliau membolehkan aku untuk minum Paracetamol.

Hari itu aku masih observasi di rumah belum ke Puskesmas karena tanggal 18 nya ada jadwal kontrol jadi aku pikir nanti saja sekalian kontrol diperiksanya.

Tanggal 18 pagi aku dan suami datang ke Puskesmas untuk kontrol dan memberitahukan keluhan2 yang terjadi, tapi pihak Puskesmas hanya melakukan tes detak jantuk bayi saja dan bilang masih aman. Lalu kami pulang dan suami cerita sama kaka ipar kalau tidak ada tindakan apa2 di Puskes. Dengan saran dari kaka dan kesepakatan aku dan suami siangnya kami pergi ke Rumah Sakit yang biasa aku kontrol sekalian USG.

Di Rumah Sakit bertemu dengan Dokter Obgyn setelah diperika detak jantung bayi ternyata detaknya itu sudah diatas batas normal alias cepet banget detaknya dan ternyata aku juga sudah pembukaan 2 guys.

Dokter menyarankan untuk observasi rawat inap dan cek darah karena dokter bilang takutnya DBD.

Lalu kami diantar suster ke ruang IGD untuk menunggu ketersediaan kamar rawat inap.

Masih di ruang IGD badan sudah kedinginan kaki terasa ngilu2 dan perut terasa sakit.

Lalu suster datang menghampiri kami dan bilang kalau aku harus Tindakan SC hari itu juga karena ditakutkan jantung bayi melemah.

Takut? Rasanya rasa takut jarum suntik, sakitnya anastesi epidural dan pasca tindakan sc sudah tidak ada dipikiranku, malah rasanya ingin segera tindakan dan melihat bayi jagoanku🥹

Jam 9 malam akhirnya denger suara bayi nangis

Alhamdulillah anakku lahir dengan selamat dan tanpa kurang satu apapun.

Tiga malam di Rs akhirnya kita pulang dengan suka cita. Karena ini adalah hal baru bagi aku dan suami akhirnya kita menerima tawaran kaka ipar untuk pulang ke rumahnya dulu jadi Ibu aku juga datang ke rumah kaka ipar.

Belumlah kering jahitanku, dapet kabar kalo si tante yg tinggal bareng kami kena Covid-19 jadi siapapun yg pernah kontak dengan beliau harus di Swab.

Sudah pasti aku, suami dan bayi yang usianya baru seminggu aja ikutan di Swab. Menerima kenyataan kalo bayi yang baru lahir harus ikutan si Swab aja udah bikin sakit dada ditambah lagi dengan hasil Swab aku yang keluar Positif sudah pasti nangis kejer dan pengen pulang tapi bingung pulang kemana di rumah ada yang kena Covid juga dan gk mungkin juga kalo harus tetap tinggal di rumah kakak.

Padahal dari test Swab dan keluar hasil Swab itu sudah dua minggu tapi tetap saja merasa jadi Virus 😭😭😭😭😭

Lalu kami memutuskan untuk pergi dari rumah kaka dan mencari penginapan dari Aplikasi Reddoor. Dapatlah penginapan di perumahan gitu yang ada di BSD, kita menginap selama seminggu dan aku tetap mengASIhi. Saat itu aku merasa terusir guys😔😢

Itu pengalamku saat hamil di musim pandemu

Kalian ada pengalaman apa di musim pandemi? Atau ada yang sama dengan ku hamil di musim pandemi juga?

#PasHamil #dairylemon8