Tải Video Lemon8

Cách dễ nhất để tải video Lemon8 và tải ảnh từ ứng dụng Lemon8

Kinasih, part 4 - kamu siapa?

Kinasih, part 4 - kamu siapa?

Máy tính: Nhấp chuột phải và chọn "Save link as..." để tải xuống.

PHOTOS
Kinasih, part 4 - kamu siapa? JPEG Tải xuống

kinasih melotot melihat sosok laki-laki itu, senyumnya begitu menenangkan hati. dalam hati kinasih, bukankah pria inilah yang hadir di mimpinya siang itu?

"siiiissiii.. apa.. kamu?" tanya kinasih gugup & takut.

"Ssssdang apa kamu disini? bagaimana caramu masuk??"

"Tttuuungguuuu, tungguuu.." kinasih keluar kamar dan mengambil sepucuk penebah untuk melindungi dirinya sendiri, bila pria ini macam-macam ia tak segan untuk memukul dan berteriak.

"mauuu apa kamu disini?" tanya kinasih saat kembali ke kamar.

"Weeeitttssss... kenapa km bawa-bawa benda itu??" tanya pria ini terkejut dengan tingkah kinasih.

"Untuk memukulmu!! mau apa kamu??" tanya kinasih ketus.

"sabarrr dong.. hargai kedatanganku yang elegan ini, gimana si kamu" kata pria ini.

"elegan gundulmu, masuk kekamar orang tanpa permisi, kamu bilang elegan?? itu gak sopan tau!!!" ucap kinasih kesal.

"iya iyaaa maaf.. aku ajisangkala, kamu bisa panggil aji, kala, sayang juga boleh 😋" ucap pria itu.

"aku kinasih" jawab kinasih yg mulai tenang.

"Aku adalah penghuni pohon yang kamu pakai buat nangis lalu tertidur tadi siang"

"😱 kamu genderuwo..??"

"Enak saja!!! bukaaan bukaan..!!" ucap pria itu.

"lalu apa?" tanya kinasih menyelidik.

"Akuuuu... aku apa yaa.. ahh yg jelas aku ingin jd temanmu, bolehkan..??"

"bbboooleeh.." tanpa pikir panjang kinasih mengiyakan ajakan dari ajisangkala.

"Jangan takut kinasih, aku tidak akan menyakitimu, aku hanya ingin jadi temanmu, & akan membantumu" jawab jin itu.

"🤨 membantuku? bantu apa nih?" jawab kinasih

"🥲 intinya, aku ini mau jd kawanmu.. pake kau pikir pula.. ahhh.." jawab aji kesal dengan jawaban asih.

"iya.. maaf...☺" kinasih memberikan senyum terbaiknya, meskipun ia tidak percaya dg apa yang ia alami malam ini.

........

"Terimakasih, kalau gitu temui aku di bawah pohon kemarin lagi ya.. aku akan menunggumu disana" Ucap Aji dan dibalas dengan anggukan lembut dari kinasih.

"Sekarang Tidurlah, sampai bertemu besok asih" ucap aji, seiring dengan menghilangnya aji dari pandangan kinasih.

"weeeeeh... tadi itu apa yaa.. aku kok iya iya ajah too di suruh temui hantu macam itu.." batin kinasih.

"ahh.. sudahlah.. awas ajah kalau besok aku kesana,dia tidak ada.. ku tebang pohonmu" hardik kinasih perlahan.

.........

keesokan paginya, kinasih berpamitan pada ibu ingin pergi ke hutan untuk memancing & menenangkan diri. ibunya pun tak bisa melarang keinginan putrinya yang sedang patah hati itu.

tak lama setelah kepergian kinasih kehutan, pak wira pulang dalam keadaan 1/2 sadar dengan di papah oleh beberapa warga. menurut warga, pak wira ditemukan tergeletak di pos ronda.

"Makaneee lasmi.. nek emang gak iso sugih, gak usah belaga jd orang kaya.. malu too sekarang kinasih ndak jd nikah sama saka" nyinyir salah satu ibu-ibu rumpi dikampung itu.

"iyaaa.. miskin ya miskiin ajah.. wongkita kita ni buruhnya pak margono.. kok ngimpii mau besanan, huuuuu" timpal salah satu ibu-ibu lainnya.

ibu tak menjawab, ia memapah suaminya untuk masuk kedalam dan meletakkannya dikamar. lalu ia ke dapur hendak mengambil minum air hangat untuk suaminya & air untum mengkompres suaminya. karena suhu tubunya yg panas.

"Bapak kenapa to bu?" Tanya ayu.

"itu kenapa rame-rame di depan?" tanya ayu lagi.

"Ssssst.... 🤫 sudah sudah jangan di layani, keluarga kita sedang kena gunjing warga krn ulah bapakmu, sekarang km bantu ibu buat rawat bapak saja.. bapakmu demam.." ujar ibu sambil bisik-bisik, krn tak ingin terdengar bapak / warga di depan.

"Lah mbak asih kemana bu?" tanya ayu lagi.

" tadi dia mau ke hutan, mau mancing & menenangkan diri, semoga mbakmu dapat ikan ya.. biar bs buat lauk" kata ibu.

.....

sementara asih yang sudah jauh di dalam hutan sembari membawa perlengkapan memancingnya,ia duduk di tepi sungai & mempersiapkan alat pancingnya.

tiba-tiba terdengar suara "Kinaaasih.."

tentu ini membuat kinasih kaget & melepaskan pancinganya.

"jangan takut asih, kita kan sudah bertemu semalam, aku ajisangkala, poohon besar ini adalah rumahku" jawab aji, sambil membentangkan tangannya.

kinan dibuat kaget, dengan tiba-tiba yang tadinya kinasih duduk dibawah pohon, berubah menjadi didalam istana cantik berlapis emas dan banyak prajurit yang memakai baju jaman-jaman kerajaan.

"Tempat apa ini aji?" tanya asih perlahan.

"ini rumahku, kan sudah aku bilang.. aku penunggu pohon rindang itu". jawab aji

" 🤨 jd aku di dalam pohon?" tanya kinasih heran.

"☺tentu tidak kinasih, kau berada di alamku dan ini adalah istanaku." jawab aji sambil tersenyum bak tourguide.

"jadi kamu ini apa sebenarnya? genderuwo? kunti? atau apa?" selidik kinasih.

"😤 enak saja!!! kamu masih menuduhku begitu, aku ini raja, raja di hutan ini" jawab aji sedikit kesal.

"ya biasa ajah dooong.. kamu bilangnya hantu kan.. yg aku tau hantu ya jenisnya itu.. ya maaf kalo kamu bukan mereka" kata kinasih.

"aku itu, cuma mau berteman dengan kamu, aku tau rasa sakit yang kamu alami"

ajisangkala, beranjak dari tempat duduknya dan menggandeng tangan kinasih, mengajaknya untuk duduk di tepi kolam ikan,dan di sajikan hidangan yg lezat-lezat, buah-buahan yg segar, yg bahkan kinasih sendiri tidak pernah memakan makanan ini semua.

"aku hanya ingin jd pelipur laramu, karena aku tau rasa sedihmu asih" ucap aji

"tau apa kamu soal kesedihanku?"tanya kinasih.

"tau lah... aku & kamu ini sama kinasih.. cuma beda alam ajah kita.." jawab ajisangkala santai, sembari menunggu para dayang mengupas buah.

"😮‍💨 jgn sama-samain dong, kalau sama aku kuntilanak dooong" jawab kinasih.

"Bukaaaan itu... kamu masih mengira aku genderuwo? aku ini leluhur dikampung ini loh.." jawab aji membanggakan dirinya.

"tua dong??" tanya kinasih.

"bisa dibilang begitu, tapi aku masih keren & tampan kan? 😎" jawab aji.

"Hmmmm... 😑" kinasih tak menjawab kepedean dari ajisangkala.

setiap sudut dari istana itu tak luput dari pandangan kinasih, ia memperhatikan betul-betul setiap ukiran yang ada di istana itu, betapa megah & mewahnya ini semua, batin kinasih.

"Hey...!! jangan melamun dong.. kenapa sih? rumahku jelek ya?" tegur aji membangunkan kinasih dari lamunannya.

"Ahhh.. engga kok.. bagus.. aku malah kagum dengan ini semua" jawab kinasih.

"Mulai sekarang, kamu bisa main kesini sesuka hatimu, dan kamu bisa menceritakan semua keluh kesahmu padaku. jangan di pendam sendiri kinasih.. nanti gilaa loh.." ucap aji dengan senyum imutnya.

Bohong sekali kalau kinasih tidak tertarik dengan aji, biarpun dia makhluk halus. tapi dia tampan, lucu, dan ramah lagi. anehnya, kinasihpun tak merasa takut di buatnya.

"Iya... lagian kenapa sih? kamu kok penasaran banget sama cerita-ceritaku" tanya kinasih sedikit mengakrabkan diri.

"supaya kamu gak gila.. hahaha!! " jawab aji sembari menetertawakan kinasih.

seperti terhipnotis, perlahan tapi pasti.. kinasih mulai menceritakan semuanya pada aji, airmatanya tak terbendung lagi. bahkan kinasih menangis di pelukan ajisangka, hingga ia tertidur pulas.

.....

samar-samar kinasih mendengar suara adzan, ia membuka matanya secara perlahan

dan aneh bin ajaib, kinasih sudah berada di gubuk belakang rumahnya tempat biasa ibunya beristirahat dari kebunnya.

...

"Asiiiiih !!!!" teriak pak wira lalu menyiram anaknya dengan seember air. kinasih gelagapan dengan perlakuan ayahnya. Mata pak wira meloto dengan tajamnya, ia marah karena tak jadi berbesan dengan keluarga margono.

"Tiduuuurrrrr saja kerjamu!! mau jadi apa kamu haaah!!" bentak pak wira dengan lantang.

kinan tidak membalas & tidak menjawab perkataan bapaknya, ia terheran dengan dirinya sendiri. bagaimana bisa, ia yang kehutan lalu terbangun digubuk belakang rumah?!

"Paaak sudah paaak... kasihan asih pak.." tegur ibu pada suaminya.

"Kenapa kasihan ? garagara anak gak tau diri ini !!! kita menanggung malu !!" ucap wira dengan nada tinggi.

sementara di sisi lain, aji memperhatikan tingkah pak wira. ia tak bs menampakan diri di depan manusia jahat seperti mereka. ingin rasanya membantu kinasih.

...

#cerpen #romantis #ceritapendek