Ipar adalah Maut beda Kasus 🚨

Jadi ceritanya suamiku punya adik laki2. Dulu, dia sempat kerja di bank yang kerjanya nyari nasabah baru agar mau mengajukan pinjaman ke bank. Kebetulan saat itu ekonomi suami saya juga sedang tidak baik2 saja, di sanalah dia mencetuskan ide agar suamiku mau mengajukan pinjaman ke bank dengan jaminannya adalah rumah dan yang bikin kesal adalah suamiku setuju2 saja. Sejak awal aku tidak setuju dengan ide itu, sangat sangat tidak setuju. Karena aku pikir, nanti bayar cicilan tiap bulannya bagaimana? Sedangkan suamiku penghasilan tiap harinya juga tidak tetap.

Hingga suatu saat suamiku bilang "Jadi kamu tidak mau bantu aku?" Deg! Aku yang hanya seorang ibu rumah tangga dan tidak membantu perekonomian keluarga jadi merasa tidak enak. Pada akhirnya aku setuju untuk mengajukan pinjaman ke bank karena katanya adiknya juga akan membantu dalam membayar cicilan tiap bulannya, dan yang paling parahnya adalah pinjaman itu dilakukan atas nama aku! Karena suamiku dan adiknya bilang jika atas nama suamiku takutnya tidak akan di acc oleh pihak bank.

Uang hasil pinjaman dari bank dibagi 2 sama rata yaitu untuk suamiku dan adiknya, bayar cicilan ke bank pun patungan, masing2 setengahnya, karena memang kesepakatan di awal seperti itu bersama adiknya. Satu sampai 3 bulan pertama bayar cicilan, kami bisa melaluinya. Tapi bulan2 ke depannya adik suamiku jadi mulai sulit untuk dimintai uang patungan buat bayar ke bank, dan akhirnya susah bahkan tidak bisa dihubungi sampai sekarang. Suamiku jadi kelimpungan, kami terus menerus didatangi pihak bank. Aku benar2 kesal dengan adik suamiku yang tidak bertanggung jawab, tapi memendam rasa benci juga tidak bagus untuk kesehatan baik jiwa maupun raga, alhasil aku hanya bisa pasrah sambil berdoa semoga ada jalannya bagi kami agar bisa bayar cicilan ke bank dan cepat lunas. Aamiin.

#TakPerluSempurna #hutang #bayarhutang