Lemon8 Video Downloader

The easiest way to download video and gallery from Lemon8 app

cari di KBM APP judulnya RANJANG DINGIN SUAMIKU

cari di KBM APP judulnya RANJANG DINGIN SUAMIKU

Desktop: Right-Click and select "Save link as..." to download.

PHOTOS
cari di KBM APP judulnya RANJANG DINGIN SUAMIKU JPEG Download

RAN-JANG DINGIN SUAMIKU 1

"Mas!"

"Apa, sih, Mel?!"

"Aku serius ngomong sama kamu, Mas! Tolong dengerin dulu, dong."

"Apalagi? Kalau cuma mau mojokkin aku, mending enggak usah! Aku buru-buru. Ditunggu klien buat meeting pagi ini."

Mas Lukito meninggalkanku sendiri. Ia beranjak ke luar kamar dan segera menuruni anak tangga. Tanpa melihatku lagi. Hal itu terjadi sejak pernikahan kami menginjak tahun kelima dan aku belum jua kunjung hamil.

Kuhela napas panjang. Rasa sesak luar biasa menyergap dalam dadaku. Mataku berkaca-kaca. Dulu, sebelum Mas Lukito menempati posisi direktur utama perusahaan, menggantikan mendiang bapak mertua, ia tidak begini. Selalu menyempatkan diri dan waktu untuk mendengarkanku.

Kuraba atas kasurku. Ran-jang yang sekian lama dingin dan membeku. Takada lagi sentuhan di malam-malam panjang antara kami.

Suamiku akan pergi sebelum pukul setengah tujuh pagi. Dan biasanya, sampai rumah pukul sebelas malam. Katanya, lembur banyak yang harus dikerjakan. Entahlah.

Kunetralkan debaran dadaku. Kemudian, beranjak menuju ke lantai dasar. Ya, rumahku mewah dan megah. Memang, secara finansial aku berlimpah. Di rumah ini, ada aku dan Mas Lukito juga dua orang asisten rumah tangga, satu tukang kebun dan seorang satpam.

Suamiku sudah duduk di meja makan. Ia tengah menyantap hidangan yang tersaji. Dengan sesekali mengecek tabletnya, kemudian membalas pesan dengan suara.

Aku menarik kursi di sebelahnya. Duduk dan mulai sarapan. Sebelum itu, kusapa Mbok Nur dan Mbak Tutik.

"Mas berangkat, Mel." Suamiku mengelap mulutnya dengan tisu. Kemudian beranjak.

Melischa Putri namaku. Aku pun mengangguk dan mengantarnya ke teras depan. Ia akan menyetir mobil sendiri.

Sesampainya di teras, aku bersalaman dan mencium punggung tangannya. Ia pun mengecup keningku singkat. Kemudian bergegas masuk ke mobilnya dan berangkat.

Aku kembali ke kamar, merebahkan diri dan berselancar di media sosial. Hanya sejenak, sebab setelahnya, mataku nanar menatap langit-langit kamar. Kosong dan dadaku seperti sesak seketika. Kepalaku pusing hingga aku mengerang dan setelahnya tak sadarkan diri.

----

Dalam keadaan setengah sadar, aku mendengar suara seseorang tengah berbicara via telepon. Mataku terasa berat, pun dengan kepalaku yang pening luar biasa. Hingga untuk membuka mata saja rasanya enggan.

[Iya, Bu. Meli pingsan. Tadi Luki dikabari sama Mbok Nur.]

[Iya, Bu. Sudah dipanggilkan dokter. Tapi, bukan karena hamil. Sudah dicek tadi.]

Begitu yang kudengar. Dengan susah payah, akhirnya kubuka mata. Tenggorokanku terasa amat kering, saat kupanggil namanya lirih, ia pun menoleh.

Wajahnya berubah datar. Ia mendekat dan duduk di tepi ran-jang. Menyentuh keningku.

"Kamu demam, Mel. Tadi sudah diperiksa sama dokter, katanya tensimu rendah. Kumat lagi darah rendahmu."

Dari intonasi bicaranya, ia sangat dingin dan kaku. Aku pun mengangguk. Kulihat Mas Lukito menghela napas panjang dan berkata, "Jangan kecapekan. Kan udah ada Mbok Nur dan Mbak Tutik. Kamu main-main aja. Belanja atau kumpul sama temanmu."

Fasilitas yang diberikan oleh Mas Lukito memang mumpuni. Geng sosialita juga aku punya. Kebanyakan, istri muda dari pejabat atau pemilik perusahaan.

"Iya, Mas."

Aku seorang yatim-piatu. Saat menikah dengan Mas Lukito, hanya paman dari pihak ibu yang datang ke kota. Sementara, Mas Lukito adalah putra tunggal dan pewaris keluarganya. Berasal dari keluarga yang kaya, orang menyebutnya Sultan Kemayoran.

---

Hari terus berganti. Bukan lagi dingin, melainkan telah membeku kamar ini. Tak ada lagi canda tawa apalagi sentuhan mesra. Semua hanya numpang tidur saja.

Malam ini, aku merias wajah. Mematut diriku di depan cermin lebar yang terpampang di lemari dalam kamar ini.

Lingerie tipe chemise kesukaan Mas Lukito kukenakan. Aku sudah menghitung jika malam ini adalah puncak masa suburku. Aku ingin segera diberi momongan.

Kudengar kenop pintu dibuka. Senyumku tersungging menatap pantulan bayangan Mas Lukito yang mulai berjalan masuk ke kamar dengan mengeringkan rambutnya yang basah. Ia baru saja selesai mandi.

"Mas ...." Aku berbalik dan menyapanya. Beranjak mengayunkan kaki dengan berlenggak-lenggok ke arahnya.

"Heeem."

"Meli kangen sama Mas."

Aku mendekat. Kemudian bergelayut manja di lengan kekarnya. Ia hanya mengenakan celana boxer tanpa atasan (baju). Menampilkan otot-ototnya yang terlatih dan perut kotak-kotaknya.

"Itu, yuk?" ajakku.

"Itu apa?"

"Hmmm, masa harus disebutkan detail. Udah lama banget loh kita enggak berlayar di atas peraduan malam, Mas."

"Aku capek, Mel. Lagian ini udah jam berapa, sih? Jam 10 malam. Istirahatlah."

Bibirku mengerucut. Kemudian, mencubit pelan lengannya. Ia meringis dan menatap tidak suka ke arahku. Ia melepaskan tanganku dari lengannya. Kemudian, menuju ke ran-jang dengan sprei abu-abu kami. Berbaring membelakangiku.

Kecewa. Aku menahan gemuruh dalam dadaku. Tangisku hampir pecah. Dan dengan bibir yang bergetar, aku pun bertanya, "Salah apa Meli sama Mas? Kenapa Mas selalu beralasan lelah kalau Meli minta ini? Atau memang benar praduga Meli, kalau Mas punya wanita lain di luar sana!?"

Ia berbalik dan menatapku dengan mata yang sayu. Menggeleng beberapa kali, kemudian berkata, "Sini, Mel. Kamu ingin Mas malam ini? Baiklah."

Aku berjalan mendekat. Saat sampai di tepi ranjang, ia menarik lenganku hingga aku terjatuh ke atas springbed itu. Senyumnya terbit, tetapi ini menyeramkan. Mirip seringai binatang buas yang siap menerkam mangsanya. Dan benar saja, tanpa aba-aba dia langsung melancarkan aksinya.

"Mas!"

Aku terpekik karena gerakannya yang tiba-tiba. Namun, ia tak menghentikannya. Justru semakin memacu dan ini membuatku ... sakit luar biasa!

BERSAMBUNG

Mas Lukito kenapa, ya?

Cari di KBM APP yok!

Judulnya RAN-JANG DINGIN SUAMIKU

Punya kak septiana_tf

Klik linknya langsung aja >> https://read.kbm.id/book/detail/343f4a4f-e71f-4866-9dd8-54d049a735e2

#myonething #takemymoneybrands #Lemon8Leaderboard #sunscreenreview #ceritaku #kbm #kbmapp #promosi #ceritabersambung #fiksi