Karena Insiden Telur Maulid, Aku Berhenti Berharap

Padahal pak ustadz sudah menyimpan & memberikannya untukku, kenapa ibu temanku malah merebutnya tanpa merasa bersalah & kata maaf

Aku yang masih bocah ingusan mana berani mengambilnya kembali. Insiden itu terjadi saat usiaku 11 tahun. Karena letak sekolahku pas di samping masjid, aku & teman-teman satu madrasah sering diikutsertakan sebagai panitia.

Seperti biasanya disaat acara bagi-bagi telur pasti akan selalu ricuh karena kehebohan jamaah yang rebutan. Yang aku herankan, ibu-ibu yang seharusnya menjaga & mengarahkan anaknya agar hati-hati, kenapa malah mereka yang jauh lebih heboh.

Terkadang tanpa rasa bersalah malah merebut telur yang sudah dipegang anak lain. Apalagi saat anak tersebut tidak didampingi oleh walinya. Dan akulah salah satu anak yang jadi korbannya, tanganku sampai berdarah saat telur yang masih terikat di sebilah bambu itu ditarik paksa 🥺

Sejak kejadian itu, aku berhenti mengharapkan telur maulid lagi. Toh di rumah aku juga punya. Hanya saja sensasinya beda. Seneng aja gitu klo ada yang ngasih tanpa harus rebutan 😁

#MaulidNabi #WeekendSeru #DiskusiYuk #SchoolDays #Lemon8Indonesia