Kitchen by Yoshimoto Banana || Review📚

‧₊˚ ⋅ 𓐐𓎩 ‧₊˚ ⋅‧₊˚ ⋅ 𓐐𓎩 ‧₊˚ ⋅

Kitchen || 222 hlm || Japanese Literature || ⭑ ⭑ ⭑ ✩ ✩

-ˋˏ✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

Kitchen adalah buku yang mengangkat tema kehilangan dan pemulihan batin. Terdiri dari dua cerita utama, “𝘒𝘪𝘵𝘤𝘩𝘦𝘯” dan “𝘔𝘰𝘰𝘯𝘭𝘪𝘨𝘩𝘵 𝘚𝘩𝘢𝘥𝘰𝘸,” kedua kisah ini menyentuh hati dengan cara yang berbeda namun tetap berpusat pada rasa duka.

Di cerita pertama, “𝘒𝘪𝘵𝘤𝘩𝘦𝘯,” Dalam cerita ini, kita diperkenalkan dengan Mikage, seorang wanita muda yang terjebak dalam duka setelah kehilangan neneknya, satu-satunya keluarga yang ia miliki. Di tengah rasa duka dan kehampa-an hidup, dapur menjadi tempat perlindungan bagi Mikage. Di sana, ia menemukan kehangatan dan kenyamanan yang tak bisa diberikan oleh tempat lain. Hubungannya dengan Yuichi juga memberi dimensi tambahan pada kisahnya, menunjukkan berbagai cara orang menghadapi duka dan bagaimana mencari kesembuhan duka itu sendiri.

Cerita kedua, “𝘔𝘰𝘰𝘯𝘭𝘪𝘨𝘩𝘵 𝘚𝘩𝘢𝘥𝘰𝘸,” dengan tema yang serupa namun dengan perspektif yang berbeda. Satsuki kehilangan kekasihnya, Hitoshi, dalam kecelakaan. Rasa kehilangan yang dialaminya sangat mendalam hingga mengganggu kesehariannya. Saat memutuskan untuk lari pagi, ia bertemu dengan wanita misterius bernama Urara.

-ˋˏ✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

𝐘𝐨𝐬𝐡𝐢𝐦𝐨𝐭𝐨 𝐁𝐚𝐧𝐚𝐧𝐚, melalui gaya penulisannya yang sederhana namun penuh perasaan, mengajak pembaca untuk merenung tentang pentingnya hubungan manusia dalam mencari makna dari rasa sakit dan sepi yang membebani serta bagaimana kita merespons rasa kehilangan.

Yang menarik dari Kitchen adalah bagaimana 𝐘𝐨𝐬𝐡𝐢𝐦𝐨𝐭𝐨 menggunakan simbolisme dapur sebagai ruang emosional. Dapur bukan hanya tempat memasak, tetapi juga tempat di mana karakter-karakter ini merajut kembali serpihan hidup mereka. Hubungan antara Mikage dan Yuichi berkembang dengan cara yang halus, penuh keheningan, namun terasa mendalam. Ada kehangatan yang diam-diam muncul dari interaksi sederhana mereka, mencerminkan bahwa seringkali, pemulihan batin dari duka datang dari hal-hal kecil dalam hidup.

Novel ini sangat cocok bagi mereka yang menyukai cerita yang tidak terburu-buru, yang memberikan ruang bagi pembaca untuk merenung dan memahami emosi karakter.

Bagi siapa pun yang pernah merasa sendirian, atau kehilangan seseorang yang dicintai, Kitchen akan terasa begitu relevan, seolah memberikan ruang untuk kita bernafas dan memahami bahwa kehilangan bukanlah akhir, sebagai orang yang ditinggalkan kita harus tetap menjalani hidup sebab hidup terus berjalan. Nikmati sedihnya, nikmati rasa sakitnya sampai kita berada di fase penerimaan.

#kitchen #yoshimotobanana #japaneseliterature #cindybookspace #novel