Merubah kritik menjadi kekuatan

Kritik bisa menjadi sesuatu yang menyakitkan, terutama ketika diarahkan pada hal-hal yang kita anggap paling sensitif. Dulu, setiap kali seseorang mengomentari penampilanku, aku merasa terluka. Kritik tentang tubuhku, kulitku, atau caraku berpakaian selalu membuatku berpikir bahwa aku kurang dari yang diharapkan.

Aku pernah berada di titik di mana kritik orang lain benar-benar memengaruhi kepercayaan diriku. Komentar negatif yang terdengar sepele, seperti ‘kok kulitmu kusam ya?’ atau ‘kenapa kamu terlihat lebih gendut?’ terasa begitu membebani. Aku berusaha keras untuk memperbaiki apa yang mereka anggap salah, bahkan sampai mengorbankan kesehatan mental dan fisikku.

Namun seiring waktu, aku mulai menyadari bahwa tidak semua kritik layak untuk dijadikan pegangan. Ada kalanya, kritik itu lebih mencerminkan pandangan orang lain yang terbatas, bukan kenyataan tentang diriku. Daripada terus menerus terpuruk, aku memutuskan untuk mengubah cara pandangku terhadap kritik.

Alih-alih menganggapnya sebagai serangan, aku memilih untuk menjadikannya kekuatan. Aku belajar memfilter mana kritik yang bisa membangun dan mana yang hanya sebatas penilaian subjektif. Kritik tentang tubuhku membuatku lebih menghargai kesehatanku. Daripada berusaha menjadi ‘sempurna’ di mata orang lain, aku mulai fokus pada kebugaran, kesehatan, dan kesejahteraan diriku sendiri.

Kini, aku tidak lagi takut pada kritik. Setiap kritik yang datang, aku hadapi dengan kepala tegak, karena aku tahu bahwa aku lebih dari sekadar penilaian orang lain. Aku menjadikannya sebagai kekuatan untuk tumbuh dan menjadi versi terbaik dari diriku—bukan versi sempurna yang diharapkan orang lain, tapi versi sehat, kuat, dan bahagia yang aku bangun sendiri.

#TakPerluSempurna #HasilFoto #Lemon8Leaderboard #Lemon8 #lemon8cantik #lemon8fashion