Lemon8 Video Downloader

The easiest way to download video and gallery from Lemon8 app

Resep Rahasia di Balik Cinta

Resep Rahasia di Balik Cinta

Desktop: Right-Click and select "Save link as..." to download.

PHOTOS
Resep Rahasia di Balik Cinta JPEG Download

Rina adalah seorang pastry chef yang sangat perfeksionis di sebuah kafe terkenal di kota. Setiap kue yang ia buat harus sempurna, dari tekstur hingga dekorasinya. Baginya, memasak adalah seni yang tidak boleh ada cacatnya. Hari-harinya penuh dengan krim, adonan, dan gula, namun hatinya terasa kosong karena terlalu sibuk dengan pekerjaan, sampai ia lupa menikmati hal-hal kecil dalam hidup.

Di sisi lain, Dimas adalah seorang koki di restoran kecil di seberang jalan kafe tempat Rina bekerja. Dia dikenal santai dan tidak terlalu peduli dengan aturan baku dalam memasak. Bagi Dimas, yang terpenting adalah rasa dan kebahagiaan pelanggan, bukan tampilannya.

Suatu hari, ketika kafe Rina sedang mengalami masalah dengan oven, bosnya menyuruh Rina untuk pergi ke restoran sebelah dan meminta bantuan untuk meminjam oven. Dengan enggan, Rina pergi ke restoran Dimas, merasa tak nyaman karena tahu bahwa tempat itu tak sekelas dengan standar tinggi kafenya.

Saat masuk, Dimas sedang sibuk memasak di dapur dengan gaya santai khasnya. Ia menyambut Rina dengan senyum lebar dan nada ramah.

"Selamat datang, Mbak! Ada yang bisa saya bantu?"

Rina menjawab dengan nada datar, “Saya Rina dari kafe di sebelah. Oven kami rusak, jadi bos saya menyuruh saya meminjam oven di sini. Boleh?”

Dimas tertawa kecil. “Tentu, nggak masalah. Tapi, kayaknya Mbak nggak terlalu suka datang ke sini ya?”

Rina terkejut dengan komentar Dimas, tapi ia hanya menghela napas. “Ya, restoran lo keliatan... berantakan. Gue cuma butuh oven, bukan kritik.”

Dimas tertawa lebih keras. “Santai aja, Mbak. Di sini memang nggak seformal kafe lo, tapi kita selalu masak dengan hati. Itu yang terpenting.”

Rina merasa tak enak hati mendengar jawaban Dimas. Ia sadar bahwa dirinya terlalu cepat menilai, namun perfeksionismenya terlalu kuat untuk mengakuinya.

---

Beberapa hari kemudian, Dimas datang ke kafe Rina untuk mengembalikan loyang yang sempat dipinjam. Saat itu, Rina sedang kesal karena dekorasi kue ulang tahun yang ia buat tidak sesuai dengan ekspektasinya. Ia melihat Dimas berdiri di pintu sambil tersenyum.

“Hai, Mbak Rina. Lagi ada masalah?” tanya Dimas dengan nada santai.

Rina mendengus. “Ya, gue nggak bisa bikin dekorasi ini sempurna. Gue udah coba berkali-kali, tapi selalu ada yang kurang.”

Dimas mendekat dan memandang kue tersebut. “Menurut gue sih ini udah bagus. Kadang, terlalu fokus pada kesempurnaan bikin kita lupa buat menikmati prosesnya. Lo terlalu keras sama diri sendiri, Mbak.”

Rina mendengus lagi, tapi kali ini dengan sedikit senyum. “Lo mungkin bener. Tapi gue nggak bisa ngelepasin standar tinggi gue.”

Dimas menatap Rina dengan serius. “Standar itu bagus, tapi kalau bikin lo stres terus, apa gunanya? Kenapa nggak coba buat masak dengan hati, kayak yang gue bilang?”

Rina terdiam. Ia menyadari bahwa selama ini ia selalu bekerja keras untuk mencapai kesempurnaan, tapi jarang sekali menikmati prosesnya.

---

Waktu berlalu, dan tanpa disadari, Rina mulai sering berkunjung ke restoran Dimas. Setiap kali merasa frustrasi dengan pekerjaannya, ia akan mampir ke sana untuk sekedar ngobrol dan tertawa dengan Dimas. Dimas selalu bisa membuat Rina merasa lebih ringan dengan gaya santainya.

Suatu hari, Dimas menawarkan ide yang aneh. “Rina, gimana kalau kita bikin kolaborasi? Kue dari lo, dan makanan utama dari gue. Kita bikin satu hidangan spesial bareng-bareng.”

Rina terkejut mendengar usulan itu. “Hah? Kolaborasi? Tapi kita beda banget cara kerjanya, Dim. Lo santai, gue perfeksionis.”

Dimas tersenyum lebar. “Justru itu, Rin. Gue pengen lihat apa yang bisa kita ciptain kalau kita gabungin gaya lo yang perfeksionis sama gue yang santai. Lagian, apa salahnya nyoba?”

Rina ragu sejenak, tapi kemudian ia mengangguk. “Oke, gue terima tantangannya. Tapi jangan harap gue bakal ngeremehin dekorasi, ya!”

---

Mereka pun mulai bekerja sama. Rina sibuk dengan kue indahnya, sementara Dimas menyiapkan hidangan utama yang sederhana tapi penuh cita rasa. Selama proses tersebut, mereka seringkali berdebat kecil tentang cara kerja masing-masing. Rina kerap kesal karena Dimas terkesan asal-asalan, sementara Dimas terkadang merasa Rina terlalu tegang.

Namun, di balik semua itu, ada sesuatu yang tumbuh. Rina mulai memahami bahwa tidak semua hal harus sempurna. Ia mulai menikmati momen-momen bersama Dimas, baik di dapur maupun di luar pekerjaan. Perlahan, ia menyadari bahwa Dimas bukan hanya seorang koki santai, tapi juga seseorang yang peduli padanya.

Saat hidangan kolaborasi mereka akhirnya selesai, Rina melihat hasilnya dengan perasaan campur aduk. “Ternyata hasilnya bagus juga, ya,” kata Rina sambil tersenyum.

Dimas tertawa. “Gue bilang juga apa, Rin. Kadang, hal terbaik muncul dari ketidaksempurnaan.”

Mereka berdua kemudian duduk bersama, mencicipi hasil karya mereka. Rina merasa ada sesuatu yang berbeda. Bukan hanya dari rasa makanan itu, tapi juga dari perasaannya terhadap Dimas. Ia tidak lagi melihat Dimas sebagai seseorang yang berantakan, tapi sebagai sosok yang membuatnya merasa lebih rileks dan bahagia.

Tanpa diduga, Dimas berkata, “Rina, lo tau nggak? Gue suka lo. Dari awal gue lihat lo perfeksionis banget, gue udah kagum. Tapi seiring waktu, gue suka lo bukan cuma karena itu. Gue suka cara lo ngeliat dunia, walaupun gue harus bikin lo lebih santai.”

Rina terdiam, merasa jantungnya berdebar. Ia tidak menyangka Dimas akan berbicara sejujur itu. Dengan senyum kecil, ia menjawab, “Gue juga suka lo, Dim. Mungkin gue terlalu kaku, tapi lo bikin gue belajar buat lebih menikmati hidup.”

Dan di situlah, di tengah aroma kue dan hidangan sederhana, dua orang dengan cara hidup yang berbeda menemukan cinta. Mereka menyadari bahwa mungkin yang membuat hidup indah bukanlah kesempurnaan, tapi kebersamaan dan tawa yang mengisi hari-hari mereka.

Tamat.

#ceritapendek #cerpen #romance #TakPerluSempurna #HasilFoto #AnakMotor #IRTJagoan #Lemon8Leaderboard #lemon8skintest #myonething