Descargador de videos Lemon8

La forma más fácil de descargar videos y galerías desde la aplicación Lemon8

Kala Cinta Digoda

Kala Cinta Digoda

Escritorio: haga clic con el botón derecho y seleccione "Guardar enlace como..." para descargar.

PHOTOS
Kala Cinta Digoda JPEG Descargar

Judul : Kala Cinta Digoda

Penulis : Tri_arba03

Paltform baca: KBM app

#promosinovel

#dramarumahtangga

Bagian 1. Ditinggal di hari H

BISA-BISANYA SUAMIKU PERGI DI HARI PERNIKAHAN KITA.

“Malam ini juga Aku harus berangkat ke kota, Den,” ucap Arsen setelah menerima telepon.

Mendengar ucapan pria yang baru beberapa jam saja sah menjadi suaminya itu membuat Dena terbelalak. Bagaimana tidak? Dekorasi sederhana masih terpasang di pelataran rumah. Para tetangga dan sanak saudara pun masih terlihat hilir mudik bertamu. Akan tetapi pasangan pengantin yang dituju dan hendak diberi ucapan selamat malah sibuk menerima telepon dan berdiskusi.

“Ma-malam ini? Apa nggak bisa ditunda sehari saja, Mas? Ini hari pernikahan kita.”

Jawaban Dena sedikit terbata, bahkan suaranya pun begitu lirih hampir tak terdengar saking terkejutnya.

“Nggak bisa, Dena. Ini urusan pekerjaan, tidak bisa diganggu gugat.”

Begitu ketus Arsen memberi jawaban, seakan tidak memikirkan bagaimana perasaan Dena yang bahkan masih mengenakan gaun pengantin nan anggun.

Tanpa basa-basi Arsen segera menarik koper yang bahkan isinya belum dikeluarkan. Semula koper tersebut dibawa Arsen dan keluarganya dari rumah guna pindah ke tempat Dena karena setelah menikah mereka tinggal bersama keluarga Dena.

Namun takdir berkata lain. Belum sempat Arsen tinggal satu atap bersama keluarga besar Dena, panggilan kerja sudah memaksa pria bertubuh jangkung itu untuk meninggalkan keluarga barunya.

“Mas…

Dena berseru sembari mengejar langkah Arsen yang semakin lebar, hingga membuat wanita yang mengenakan gaun berwarna rose gold itu terpaksa mengangkat ujung gaunnya karena terlalu panjang. Setengah berlari membuat Dena hampir saja tersandung akibat high heels di kakinya cukup tinggi.

Aksi Dena mengejar Arsen yang sudah berjalan cepat sambil menarik koper membuat mereka menjadi pusat perhatian. Pada dasarnya acara pernikahan sudah membuat dua sejoli ini menjadi atensi para tamu undangan. Kini ditambah tindakan Arsen semakin membuat mereka benar-benar jadi perhatian utama.

Bukan hanya perhatian, bahkan bisik-bisik tetangga yang kurang mengenakkan hati mulai terdengar. Terlebih Dena terlihat berlari sambil menitikkan air mata.

“Loh, itu kok pengantin prianya pergi bawa koper sih?”

“Iya. Jangan-jangan mereka dijodohkan lagi. Terus yang pria nggak suka.”

“Kasihan ya, Dena?”

Berbagai ucapan tidak mengenakan hati masih terdengar begitu menggelitik di telinga. Akan tetapi Dena tidak menghiraukan itu semua. Di otak wanita berkulit putih itu hanya satu, menahan suaminya pergi.

Merasa dirinya dan Dena menjadi pusat perhatian, Arsen pun menghentikan langkah. Dia memaksakan seulas senyum pada tamu undangan yang menatap ke arahnya. Dengan setengah hati Arsen mengulurkan tangan pada Dena dan meninggalkan koper yang berada di tangannya tadi.

Sontak Dena terkejut. Heran dengan tingkah Arsen yang tiba-tiba saja berubah. Akan tetapi hal tersebut membuatnya sedikit tersenyum, setidaknya bisa mengobati ucapan para tamu yang tidak mengenakan tadi.

Dengan pelan Arsen menuntun Dena pada bagian sound guna mengatakan sepatah dua patah kata. MC yang menyadari Arsen memintan mic pun segera menyerahkan benda tersebut.

Ekhem…

Sebuah dehaman keluar dari mulut Arsen. Sedikit terlihat kecanggungan di wajah datar pria beralis tebal itu.

“Perhatian semuanya…

Tanpa dia berucap demikian saja sebenarnya Arsen dan Dena sudah menjadi pusat perhatian. Pria yang masih mengenakan tuxedo dengan warna senada dengan gaun yang dikenakan Dena itu menghela nafas sejenak sebelum melanjutkan ucapannya.

“Sebelumnya saya mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran serta do’a yang telah kalian berikan pada kami.”

Netra Arsen melirik sejenak pada Dena seraya mengecup punggung tangan wanita yang sedang dalam genggamannya itu. Tentu saja tindakan sederhana tersebut membuat Dena merasa meleleh. Bahkan tamu undangan pun dibuat iri.

“Tapi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena harus pergi…

Arsen mengatakan bahwa dia sebagai orang yang dipercaya di kantor benar-benar sedang dibutuhkan saat ini. Urgent. Tidak bisa digantikan oleh siapapun dan tidak bisa ditunda atau diganti lain waktu.

Oleh sebab itu dengan amat sangat terpaksa Arsen yang seharusnya sedang menikmati pesta pernikahan, mau tidak mau harus pergi.

“Wah, sayang sekali. Kenapa Nona Adena tidak diajak sekalian saja Tuan? Bukankah kalian sudah sah menjadi suami istri?” sambar sang MC tiba-tiba.

Para tamu undangan pun membenarkan pendapat sang MC. Hal itu cukup membuat Arsen tercekat karena kehabisan kata-kata untuk menjawab. Hingga pria berambut ikal itu harus berfikir beberapa saat terlebih dahulu.

“Bukannya saya tidak mau atau tidak boleh mengajak istri saya yang amat tercinta ini.” Lagi-lagi Arsen menatap Dena yang tengah berdiri di sampingnya sambil mengusap lembut punggung tangan Dena yang mulus itu.

“Tapi, disana saya harus menyiapkan tempat yang layak dulu untuk istri saya. Tidak mungkin bukan dia akan ikut tidur di mess?” lanjut Arsen beralibi.

“Wah, Tuan Arsen ini benar-benar suami idaman ya saudara-saudara? Jadi ini acara bahagia tapi mengharukan pula bagi kedua mempelai kita.”

Sang MC memuji tindakan Arsen yang begitu memikirkan kehidupan Dena di kota nanti ketika hidup bersamanya. Arsen Rivaldo telah berhasil mengubah image buruk pada dirinya menjadi baik berkat kata-kata manis tersebut.

“Sayang… kamu tidak apa-apa bukan jika aku pergi dulu? Nanti saat aku sudah menemukan tempat yang tepat dan layak buat kamu, pasti aku jemput.”

Kata-kata Arsen pada Dena kembali menarik perhatian para tamu undangan.

Dena terdiam. Dia menatap netra Arsen dalam-dalam, lalu menatap pada kedua orang tua dan keluarga yang berdiri di bawah panggung sana. Terlihat raut terkejut dan kecewa jelas terpancar di wajah mereka.

“Aku…aku…

Jawaban Dena tidak mengiyakan begitu saja. Dia malah menjawab jika sebenarnya ingin ikut saat itu juga. Tidak peduli harus tinggal di mes ataupun di kolong jembatan sekalipun asal bisa menjalankan tugas sebagai seorang istri.

Senyuman di wajah Arsen mendadak hilang. “Dena sayang, Aku tau kamu ingin menjalankan kewajiban sebagai seorang istri. Tapi aku juga ingin menjadi suami yang baik untukmu. Tidak ada seorang suami manapun yang rela istrinya menderita.”

‘Ooohh… sosweet…’ ucap para tamu secara bersamaan.

Sontak saja riuh tepuk tangan bersahutan mengiringi ucapan Arsen yang terdengar begitu romantis.

“Duh, Nyonya Dena ini bikin kita iri saja.”

Akhirnya pamitan Arsen pada para tamu undangan berakhir dengan damai. Dia pun pergi diantar oleh Dena, sanak saudara dan para tamu undangan juga.

Seperginya Arsen, para tamu undangan pun pergi karena setelah Arsen mengambil alih pembicaraan tadi MC mengakhiri acara.

“Sabar ya, Neng Dena.”

“Do’akan saja suamimu, semoga segera jemput kamu nanti.”

Dan masih banyak lagi ucapan dari para tamu untuk sekedar memberikan kekuatan pada Dena. Hal itu justru membuat Dena merasa sedih.

“Ini hari pernikahanku, Ma. Tapi kenapa jadi seperti hari duka?”

Bu Tari yang berdiri di samping Dena hanya bisa memeluk sang putri sembari mengusap lengan Dena untuk memberi kekuatan. Dia sendiri tidak mengerti kenapa semuanya menjadi seperti itu. Pihak keluarga Arsen juga meminta maaf atas semua yang telah terjadi, semua diluar kendali mereka.

****

BACA SELENGKAPNYA DI KBM APP